Selasa, 11 Oktober 2011

GODLOB

Hai, Senin kemarin tepatnya tanggal 10 Oktober 2011 setelah pulang kuliah  saya diajak kakak senior menyaksikan Pementasan Teater di STAIN TULUNGAGUNG, walaupun badan capek dan terkesan mendadak tapi demi memperdalam materi teater, saya tetap berangkat juga. Maklum saya adalah anggota baru dikomunitas teater ADAB dikampus saya. Jadi apa – apa harus nurut dulu sama senior. Ceritanya seru sih tapi saya terganggu dengan sebagian penonton yang merokok dan berteriak saat adegan tertentu. Berikut ini adalah synopsis yang berhasil sedikit saya tulis.
SINOPSIS
Ditengah tengah sisa peperangan yang seram dengan bangkai – bangkai prajurit, Alat – alat perang yang hancur dan tikus – tikus yang bergerombol Mematuki bangkai tikus – tikus itu berpesta diatas mayat atau tubuh sekarat yang hampir menjadi mayat. Tikus yangmelambangkan keserakahan  dan mengambil keuntungan diatas peperangan itu menyarankan kepada tokoh utama cerita ini, yakni sebagai seorang laki – laki tua dengan politikus. Orang tua itu bernafsu mendapatkan penghargaan atas kematian anaknya yang dibunuhnya sendiri. Namun hal itu ditentang oleh bekas istrinya. Istrinya dilambangkan sebagai lambing kejujuran yang berani memusnahkan kebohongan. Tokoh lain ialah beberapa politikus yang barangkali melambangkan orang – orang yang pandai menggunakan kesempatan. Anak orang itu melambangkan orang yang pasrah kepada nasib. Sikap pasrah ini dihubungkan dengan sikap tentara yang percaya “ semuanya kita sudah diatur “. Dalam cerita ini disisipkan perbandingan antara politikus dan penyair di dalam menghadapi kesengsaraan orang lain.
Untuk mencapai efek tertentu dipakai perbandingan yang hebat – hebat pada awal cerita ini yakni masa peperangan kemerdekaan tempo dulu, dimana perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkan kemerdekaan dan masa sekarang dimana para politisi sama sekali tidak menghargai perjuangan leluhurnya, bahkan sebuah pengkhianatan. Mereka asyik dengan dirinya sendiri. Selain itu disisipkan juga beberapa slide tentang kerakusan ( korupsi ) sang politikus, kebejatan moral sang politikus ( skandal Video dan photo porno para pejabat pemerintahan ) dan kemerosotan nilai sang politikus. Keisengan orang tua itu digambarkan dengan sikapnya pada waktu berbicara dihadapan anaknya yang sekarat hamper mati, ia seperti berdeklamasi, seperti orang gila dan denga teganya dia menembak anaknya sendiri yang sekarat hamper mati. Ceritapun berakhir dengan ditembaknya sang ayah oleh istrinya sendiri. 
Penampilan komunitas teater RODA Lamongan berjudul GODLOB  yang diperankan oleh  Ubedsreno sebagai Kakek, TB sebagai Anak, Iin Nurha sebagai ibu dan beberapa peran pembantu sebagai Prajurit ini patut diacungi jempol.
Begitu bukan sajak sang poli-tikus :
Oh bunga penyebar bangkai, Disana,
disana, pahlawanku tumbuh mewangi………